SUKABUMI, Jelajahhukum.id _ Pembukaan Festival 1000 Tumpeng di Desa Gunung Karamat Kecamatan Cisolok sudah mulai digelar, kegiatannya di laksanakan selama 2 hari. Dimana hari pertama, yaitu Sabtu 2 Maret 2024, pemerintah desa menggelar Carnaval dengan menampilkan Merching band sebagai pembukaan dan acara puncaknya digelar hari kedua yaitu Minggu 3 Maret 2024 dengan gelar saji 1000 tumpeng.
Kepala Desa Gunung Karamat, Subaeta mengatakan, seperti biasanya kami di Desa Gunung Karamat setiap mau masuk ke bulan puasa yaitu menggelar acara gelar saji 1000 tumpeng, tujuan nya yaitu menuju peradaban religius dan wisata desa yang maju.
"Jadi acara-acara ini terselenggara kerjasama antara kami pemerintahan desa dan warga masyarakat desa Gunung Karamat," ungkapnya.
Subaeta pun berharap ke depannya, mudah-mudahan dengan adanya setiap tahun diselenggarakannya acara ini menjadi bahan pemerhatian juga untuk Kabupaten Sukabumi, khususnya menjadi salah satu ikon di Dinasti wisata Geopark.
"Mudah-mudahan nanti ke depan setiap acara-acara event yang memang dasarnya mengatasnamakan wisata Geopark, bahwa sajian 1000 tumpeng ini menjadi icon dan salah satu bahan yang memang untuk memeriahkan acara tersebut," ujarnya.
Ia pun menjelaskan trrkait rangkaian acara yabg dimulai hari ini yaitu, acara karnaval atau pawai yang memang kami sengaja selenggarakan buat jadi pemerhatian warga masyarakat bahwa acara 1000 tumpeng ini di diadakan.
"Carnaval ini juga sebagai pembukaan bahwa untuk kegiatan 1000 tumpeng ini puncaknya besok, untuk sajian nya mungkin jam 9 pagi, untuk acara pengumpulan tumpengnya diselenggarakan mulai jam 7 pagi sampai selesai," ucap Subaeta.
Untuk papajar itu biasa dilaksanakan mau masuk bulan puasa, lanjut Subaeta, juga kita biasa isi acara tabligh akbar di malam hari.
"Acara 1000 tumpeng ini acara tahunan, kami selaku pihak penyelenggara yang mempunyai konsep dan gagasan bagaimana hal ini supaya tetap bertahan, salah satunya dari pihak Desa terus-terusan mensosialisasikan kepada warga bahwa kegiatan 1000 tumpeng ini adalah kegiatan bersama, antara masyarakat dengan pemerintah Desa. Jadi sistem yang kita pakai untuk pembuatan dan pengadaan tumpeng 100% itu dari warga masyarakat dengan dasar iuran atau kelompok maupun perorangan yang diwajibkan membuat tumpeng untuk acara puncaknya," jelasnya.
Untuk antusias masyarakat kalau dibilang 100% itu tidak, masih kata Subaeta, karena mereka masih berpikir dan mempunyai gagasan bahwa acara ini adalah acara desa.
"Kami selaku perangkat Desa selalu bersosialisasi dan menyampaikan kepada warga masyarakat dan selalu meyakinkan bahwa acara 1000 tumpeng ini mungkin sama dengan acara-acara di desa yang lain, seperti hari nelayan di daerah pesisir pantai dan juga acara Seren tahun di desa-desa adat. Mudah-mudahan masyarakat semakin sadar dan semakin meningkatkan bagaimana konsep dan gagasan supaya acara ini selalu terlaksana," tuturnya.
Harapan kami dari pemerintah desa, lanjutnya, ini akan menjadi icon Desa tadi, Kalau memang orang lain punya kegiatan-kegiatan seren tahun atau pun hari nelayan.
"Mudah-mudahan Desa Gunung Karamat dengan digelarnya saji tumpeng ini sudah seperti menjadi salah satu ikon seperti yang mereka sudah laksanakan," pungkasnya.
(*one)