BANDUNG, Jelajahhukum.id _ Terkait pemberitaan di media ini dengan judul "Ralat: Dijanjikan Mendapatkan Keuntungan Dalam Pembuatan Film Black Rose, AR Diduga Telah Ditipu. Akhirnya YI merasa keberatan dan menganggap berita tersebut tidak berimbang sehingga diduga mencemarkan nama baik nya, karena di berita tersebut dituangkan, ketika berita ini ditayangkan pihak YI belum dapat dikonfrmasi.
Lalu YI pun mengadukan ke Dewan Pers dengan nomor pengaduan nomor: 1717/DP/K/XII/2023. Perihal: penyelesaian pengaduan.
Untuk memberikan hak jawab nya selaku teradu.
Adapun hasil dari hak jawab dari YI yaitu:
Saya mau minta hak jawab tentang pengaduan atas pencemaran nama baik ke dewan pers. Maaf sebelum nya saya lapor ke dewan pers kenapa? karna saya sudah coba mengubungi lewat lawyer saya ke pihak jelajah hukum yang tertera nomernya itu di website nya, terus yang di jawab oleh beliau marah-marah ke saya dan ke lawyer saya dan menyuruh menghubungi iksan yang menaikan berita tersebut.
Padahal saya tidak punya nomer nya iksan, sedangkan saya butuh karna nama baik saya tercemar, karna foto saya tidak di blur awal nya dan nama tidak di inisial alamat dan identitas saya tertera, terpampang nya disitu dan itu di luar jasa bisnis saya dan saya mengalami kerugian atas pemberitaan nama baik saya ini. Anak saya juga malu, keluarga saya juga malu.
"Dimana adanya di sebut dugaan penipuan atau apapun itu, bila naik ke berita harus ada keputusan dari pengadilan bahwa saya penipu. Kenapa tidak ada yg konfirmasi ke saya, kenapa harus di naikan dulu," terang YI, Kamis (04/01/2024).
Iksan selaku wartawan medi jelajah hukum pun menjelaskan bahwa waktu itu saya udah bilang ke narasumber nya yang mengadu ke saya bu EL (inisial_red), bilang di blokir nomernya.
YI pun menjawab, oh salah pak, bu EL (inisial_red) yang duluan memblokir nomer saya pak, ada bukti nya.
Kenapa berita saya di naikan terlebih dahulu sebelum ada konfirmasi ke pihak saya langsung, bapak mau 100 narasumber, tapi kan saya pihak yang di rugikan nya.
"Kenapa tidak ada konfirmasi ke saya sama sekali, harus nya kan bapak sebelum menaikan berita itu harus ada dari pihak narasumber dan harus dari pihak saya juga. Oh ini orang bener ga ya," kata YI.
Kalau saksi dari saya bapak kan tidak minta, masih kata YI, kalau saya menipu seseorang itu harus ada putusan dari pengadilan, bahwa saya menipu orang. Kalau hanya cuma dugaan dan dugaan semua orang berhak untuk melapor, semua orang berhak untuk berstatment apapun itu. Tapi bapak juga harus tau dari prihal jelajah hukum harus mendengar dari saya juga. Ini tidak ada sama sekali kan, harus ada 1 banding 1, bapak atas dari narasumber dan juga harus dapat dari saya juga.
Saya juga sudah konfirmasi dari pihak media bandung dan saya di arahkan ke dewan pers, karna tidak adanya konfirmasi ke saya atas pemberitaan. Bu benar tidak pemberitaan ini, bagaimana? kenapa ini tidak ada, kalau tidak ada tanggapan dari pihak iksan kesaya atau bu EL, kami sudah siap untuk melaporkan ke Polda krimsus UU ITE.
"Walaupun, misalkan saya menipu beberapa orang, sudah cek saya tidak bisa menuduh orang seperti ini, seperti itu. Saya sudah cari tau bisa ga ini saya laporkan atau saya laporkan ke dewan pers. Iya bisa karna muka identitas saya terpangpang nyata di situ pak, walapun saya menipu pihak media tidak berhak untuk mengupload foto saya, bapak tidak berhak mengupload foto saya tanpa seizin saya," ujar YI.
Teman saya sudah melihat link itu sudah di bagikan kemana-mana pak, itu sudah 1x24 jam kalau tidak d hapus itu akan saya ajukan, ternyata tidak di tangani tapi di ralat dan di blur tapi itu sudah menjelajah kemana-mana pak. Itu yang menyebarkan link itu dari pihak bu EL.
Saya sudah cek ke media wartawan yang lain ini sudah tersebar luas, saya bahkan ke IT dewan pers pun itu sudah menyebar 1x24 jam mereka juga nanya dasar nya apa saya bikin laporan sampai ke semarang pun sudah, makanya saya bikin laporan. Walaupun hanya intern sampai pihak-pihak yang bekerja sama, saya membatalkan karna ada nya pemberitaan itu.
Iksan pun menjelaskan kalau untuk bukti ibu dari pihak polda sudah saya serahkan berkas nya bu?
Betul sudah bapak kasihkan bukti nya dan adakah utusan pengadilan tentang saya menipu orang.
Iksan juga menyampikan, Kalau yang saya beritakan sesuai narasumber bu ya?
Betul tentang narasumber, tapi yang bapak beritakan saya kan saya bilang tadi 1 banding 1 pak, kalau bapak mempublikasikan orang tanpa mendengar kedua belah pihak berat kesana dong bapak.
Makanya saya bersifat nya netral, masih kata Iksan, makanya saya datang ke polda untuk di mintai keterangan dan saya sudah jelaskan panjang lebar.
"Itu bisa menjatuhkan saya, tapi bapak tidak memberikan hak jawab kesaya atau tidak konfirmasi kesaya," ujar bu YI.
Saya sudah tanya ke ibu EL, masih kata Iksan, bu tolong saya ketemuin sama bu YI, tetapi ibu EL nya menjawab kepada saya, pak jangan kan sama bapak, sama saya di ajak ketemu juga janji-janji terus, itu kata bu EL.
"Pak dia yang blokir saya, saya ajakin ketemu dia nya susah," tutur YI.
Kalau saya tidak lapor ke dewan pers mungkin bapak sampai detik ini tidak akan nelpon saya. Ini baru dewan pers loh pak, saya akan naikan ke polda.
Saya sudah konfirmasi ke krimsus siapapun itu link nya yang menyebarkan itu yang akan saya kenakan, saya ga butuh duit ga butuh apa pun pak, uang mah bisa di cari, tapi nama baik loh.
Iksan pun sudah tanya ke bu EL, bu saya boleh minta nomer nya ga?
"Udah saya blokir pak," jawab bu EL ke saya waktu itu.
"Bu EL sudah mengada-ngada, tadi nya saya mau ajak berdamai, dia ngasih uang Rp 25 juta untuk pembuatan film dan itu sudah di pake untuk kebutuhan trouble, fungsi itu catatan nya ada nota nya, ada bukti transferan nya. Ada apa ko di sebut saya menipu, kalau film tidak jadi kan sudah ada kesepakatan ke 2 belah pihak, dimana uang yang sudah masuk atau ada kendala apapun itu akan di bagi 2, keluar uang total produksi itu Rp 40 juta dan akan saya bagi 2. Dia Rp 20 juta, saya Rp 20 juta dan dia tidak mau ketemu, lalu dia melapor ke pihak sumur bandung," jelas YI
Saya menipu orang Rp 2,5 M, lanjut YI, mana buktinya? saya akan tuntut orang itu, karna saya tidak merasa merugikan Rp 2,5 M. Jangankan Rp 2,5 M, bu EL yang Rp 25 juta aja melaporkan saya, apalagi yang Rp 2,5 M. Ada tidak orang yang melaporkan saya bahwa saya menipu Rp 2,5 M, sudah cek belum kebenaran nya.
Coba kalau konfirmasi ke saya, bu bener ga tentang bu EL laporkan orang yang ibu tipu itu, pasti saya akan bantah. Walaupun iya saya akan jawab iya.
Kemarin, lanjut iksan, saya dari pihak kabid propam sudah minta pa boleh minta nomer bu YI nya, saya minta di ketemukan dengan beliau, dari Propam menjawab karna kemaren bu YI cuma memberikan berkas sampai gerbang utama tidak ke dalam.
Gimna, lanjut YI, ga sampai kedalam, saya dan anak saya di panggil untuk di mintai keterangan, ga mungkin saya laporan sampai di gerbang, lucu amat.
Iksan pun menyampaikan, Ya kemaren pihak dari propam bilang nya seperti itu kesaya ibu.
"Gimana ga sampe dalam pak, kan saya di pintain keterangan, mungkin kadiv propam menutupi identitas saya, karna memang saya yang melaporkan nya bu EL, bukan media jelajah hukum nya, mungkin itu karna dugaan saya aja ya pak," ujar bu YI.
Mungkin besok saya akan ke bandung, tapi kalau bapak bilang bu jangan di laporkan, saya akan hapus berita nya? saya akan urungkan ke krimsus.
Ibu YI pun meminta kepada media jelajah hukum harus menghapus berita itu, kalau tidak mau maka ini akan di lanjut.
Saya merasa di rugikan, karna yang di beritakan itu tidak benar sama sekali. Kecuali bapak sudah memegang hak utus bahwa saya sudah menipu si A, si B dan si C apapun itu, baru saya tidak bisa membantah apapun itu karna yang di beritakan benar.
"Saya mau berita itu di tackdown dan bu EL meminta maaf klarifikasi melalui media lagi, mohon bapak sampaikan ke Ibu EL yang terhormat itu," tutup YI saat memberikan hak jawab nya.
Menanggapi pernyataan ibu YI terkait, Saya mau minta hak jawab tentang pengaduan atas pencemaran nama baik ke dewan pers. Maaf sebelum nya saya lapor ke dewan pers kenapa? karna saya sudah coba mengubungi lewat lawyer saya ke pihak jelajah hukum yang tertera nomernya itu di website nya, terus yang di jawab oleh beliau marah-marah ke saya dan ke lawyer saya dan menyuruh menghubungi iksan yang menaikan berita tersebut.
Maka redaksi pun menjawab bahwa ada yang menelepon ke redaksi yang mengaku sebagai lawyer nya bu YI, terkait pemberitaan tersebut. Pihak redaksi pun menjelaskan supaya menghubungi iksan, agar iksan yang mewawancarai Ibu YI dan redaksi pun telah mengirim nomor nya iksan. Redaksi pun tidak pernah marah-marah terhadap lawyer tersebut dan kalau redaksi marah-marah itu tidak lah benar, mungkin adanya miskomunikasi saja.
Di box redaksi pun sudah dicantumkan alamat email, dan bagi siapapun kalau ada pemberitaan yang kurang berimbang dan mau memberikan hak jawabnya bisa dikirim lewat email.
(Iksan)