SUKABUMI, Jelajahhukum.id _ Perhelatan Calon Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sukabumi yang akan digelar pada Sabtu, 11 November 2023 mulai memanas, diduga Camat Warungkiara, Pendi Ependi berdiri sebagai Tim Sukses salah satu calon HS yang juga mantan Ketua PMI Kabupaten Sukabumi periode sebelumnya. Bahkan, sosialisasi yang dilakukan Camat Pendi diduga sarat dengan politik uang (money politik)
"Pengurus ranting yang tanda tangan dukungan mendapat uang dari pak camat," ujar seorang narasumber dari PMI Kabupaten Sukabumi yang tidak mau disebutkan namanya kepada wartawan, Senin (06/11/2023).
Camat Warungkiara, Pendi pun dengan tegas membantah dirinya sebagai Tim Sukses calon incamben sebagaimana yang disampaikan Camat Pendi kepada seorang aktivis yang mempertanyakan ihwal Camat Warkir sebagai Tim Sukses.
"Itu tidak benar, saya sebagai pengurus PMI yang ditugaskan oleh Ketua PMI untuk silaturahmi ke pengurus Kecamatan sambil melakukan sosialisasi Muscab," tegas Camat Pendi.
Narasumber yang tidak mau disebutkan namanya lantas mempertanyakan dugaan politik uang dalam sosialisasi yang dilakukan Camat Warungkiara.
"Beliau membawa surat dukungan dan yang menandatangani itu mendapat sesuatu," tuturnya.
Lagi-lagi hal itu disanggah oleh Camat Pendi.
"Surat dukungan itu dibawa dan dipegang oleh staff markas PMI Kabupaten Sukabumi, adapun untuk dukungan pengurus ranting itu saya tidak mengharuskan memilih salah satu calon, hanya jika mau milih lagi ketua yang lama dipersilahkan mengisi formulir surat tersebut," ungkap Camat Pendi
Pengakuan Camat Pendi yang membantah sekaligus mengakui hal itu kembali memperkuat dugaan politik uang dalam pencalonan incamben Ketua PMI Kabupaten Sukabumi.
"Ada uang pengganti transport atau uang makan untuk pengurus kecamatan, itu diberikan oleh staff markas, saya sebagai pengurus hanya melaksanakan tugas dari Ketua PMI," pungkas Pendi.
Diketahui, terdapat 3 orang calon Ketua PMI Kabupaten Sukabumi yang akan memperebutkan dukungan dari pengurus ranting PMI Kabupaten Sukabumi, diantaranya Hondo Suito, Ajat jatnika, dan Jamaludin Efendi.
(*red)