PANDEGLANG, Jelajahhukum.id - Paguron Jalak Banten Nusantara (PJBN) menggelar suatu perhelatan yang memukau dalam bentuk festival seni silat dan tarian jaipong, melibatkan seluruh wilayah Provinsi Banten. Acara yang diselenggarakan di markas besar PJBN di kampung Pagadungan kecamatan Karang Tanjung kabupaten Pandeglang Provinsi Banten in tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga menjadi semangat bagi pelestarian budaya, Selasa (08/08/2023).
Dengan sebuah upacara simbolis yang memukau, acara ini resmi dibuka oleh KH. TB. Sangadiah, yang hadir bersama dengan Bunda Hj. Rekawati, selaku Ketua Harian PJBN Banten, serta berbagai Jendral dari TNI POLRI para Tokoh Budayawan serta unsur Forkompinda Pandeglang.
Bunda Hj.Ratu Rekawati dalam sambutannya mengingatkan tentang pentingnya budaya dalam memperkuat jati diri bangsa. Beliau menyatakan, Sebuah bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan akarnya, marwah budaya dan kearifan lokal harus senantiasa dijaga, seperti makna yang terkandung dalam kata "jalak" itu sendiri - mengikuti jejak langkah karuhun (leluhur) sebagai panduan hidup yang bijaksana.
"Dengan pendekatan ini, jalak juga dapat dipahami sebagai 'jami'atul akhlak' yang merujuk pada nilai-nilai moral yang diwariskan oleh para leluhur kita, termasuk pejuang dan ulama, yang senada dengan nilai budaya kita. Di era modern saat ini, yang telah dikuasai oleh teknologi digital, kelestarian budaya tidak boleh dilupakan, namun juga harus sejalan dengan perkembangan zaman," ungkap bunda Reka
Tidak hanya itu, Ketua DPD Cilegon, Kang Abel, juga turut memberikan apresiasi yang tinggi terhadap perhelatan megah ini. Dalam pandangannya, Pembukaan festival silat dan jaipong se-Provinsi Banten ini adalah sebuah kejutan yang luar biasa.
"Ragam acara yang dipersembahkan sangat menakjubkan, termasuk drama tari yang mengisahkan sejarah Banten, sebuah penampilan yang begitu menggugah," Kata Abel
Dengan semangat dan antusiasme seperti ini, festival ini bukan hanya menjadi ajang hiburan semata, tetapi juga menjadi tonggak bersejarah dalam menjaga dan mengangkat kekayaan budaya serta tradisi lokal.
"Melalui perpaduan seni silat dan tarian jaipong yang mengagumkan, masyarakat Banten memperlihatkan bahwa warisan budaya dapat tetap hidup dan bermanfaat dalam membangun jati diri bangsa," ucapnya.
Lanjut bunda Hj. Ratu Rekawati dalam perhelatan ini, PJBN telah berhasil membuktikan bahwa budaya dan kearifan lokal adalah aset yang tak ternilai harganya. Mereka mengingatkan kita semua tentang pentingnya menjaga dan melestarikan identitas budaya dalam menghadapi era globalisasi yang cenderung meratakan keberagaman.
"Dengan adanya festival ini, semangat gotong royong dan kerjasama dalam melestarikan budaya pun semakin ditekankan," ujarnya.
Bunda Rekawati sambung nya, festival silat dan jaipong Se-Provinsi Banten yang luar biasa ini adalah contoh nyata bahwa budaya adalah jantung dari suatu bangsa. Dalam keragaman budaya terletak kekayaan dan kekuatan yang dapat mendorong bangsa menuju arah yang lebih baik.
"Marilah kita semua terus mendukung upaya-upaya seperti ini, menjaga warisan budaya kita tetap hidup dan berkontribusi dalam membangun masa depan yang cerah," pungkasnya.
(Nina)