SUKABUMI, jelajahhukum.id - Hektaran lahan pertanian cabai di wilayah Desa Selaawi Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi diserang hama ulat. Dampaknya, hasil produksi tanaman cabai tersebut, tidak bisa maksimal. Bahkan, nyaris gagal panen.
Sehingga, Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi Buka Workshop Pelatihan Model Bisnis Program YESS yang dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi di Gerakan Panen Padi Nusantara 1 Juta Hektare waktu di Cikembar
Salah seorang petani (56) di Kampung Selaeurih RT 03/RW 07 Desa Selaawi Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi, Sobari mengatakan, pada cuaca ekstrim saat ini, petani palawija khususnya petani cabai sangat mengeluhkan serangan hama ulat.
“Hama ulat seperti itu, dampaknya banyak buah cabai menjadi rusak. Bahkan, banyak tanaman cabai yang siap dipanen membusuk, sehingga menyebabkan ancaman gagal panen,” kata Sobari, Minggu (02/03/23).
Dari lahan sekitar 5 hektare ini, sambung Sobari, paling banyak sekitar 1 hektare tanaman cabai yang bisa dipanen oleh para petani, apabila tidak diserang hama. Mayoritas petani bisa menghasilkan cabai jenis kriting sebanyak 200 kilogram atau 1 ton dalam 1 kali panen.
"Dari 5 hektare itu, paling bagus juga 1 hektare atau seperempat lahan nya masih mending. Kalau diserang hama seperti ini, paling hampir panen raya cabai sekarang hanya menghasilkan sekitar 2 kwintal saja," ungkapnya.
Untuk mengantisipasi ancaman gagal panen, masih kata Sobari, para petani telah melakukan berbagai upaya. Salah satunya memberikan obat membasmi hama yang disemprotkan terhadap tanaman cabai. Namun, upaya tersebut tidak bisa serta merta memberantas hama ulat secara menyeluruh.
"Iya, biaya untuk pemeliharaan jadi membengkak. Tapi, hama ulat masih tetap ada ditanaman cabai. Memang, saat musim hujan itu paling banyak serangan hama pada tanaman sayuran itu, jenis ulat," pungkasnya.
(Tim)