Jelajahhukum.id||Jakarta - Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto punya kenangan istimewa Australia, tepatnya di The Royal Military College (RMC) Duntroon, Australia, bahwa ia 49 tahun yang lalu berkesempatan belajar sebentar di sana.
Kenangan itu ia bagikan saat bertemu para mahasiswa Indonesia yang menimba ilmu di pelatihan perwira angkatan darat Australia, Kamis, (9/2/2023).
"Ini (pendidikan) pasti membawa dampak yang baik pada negara kita. Saudara-saudara akan kembali ke institusi masing-masing dan diharapkan melaksanakan tanggungjawab itu dengan suatu perbaikan,” ujarnya.
Ia pun memberi contoh pengalamannya belajar di RMC Duntroon.
“Tidak setahun atau dua tahun tetapi hanya 3 minggu, waktu itu kita taruna tingkat 4. Kemudian banyak hal yang menarik yang saya tangkap dari minggu-minggu itu, salah satunya bagaimana cara mereka melaksanakan kegiatan dengan efisien, dengan disiplin pribadi," kata Prabowo.
Contoh disiplin tersebut yaitu saat akan berangkat latihan. Taruna-taruna di RMC Duntroon agak santai soal waktu karena efisien dengan disiplin pribadi.
"Jadi saat itu seluruh batalyon akan latihan di luar mau berangkat dengan 30 kendaraan dan disampaikan kita akan berangkat jam 1 siang. Kita dari Indonesia, sudah bersiap dari jam 11 dengan ransel dan terus pantau ke lapangan, jam 11.30 lihat ke lapangan nggak ada apa-apa, jam 12.00 nggak ada juga,” kisahnya.
“Kita jadi bingung, ternyata kendaraan baru keluar jam 12.30 dan di kendaraan itu sudah ada nomor atau kode, dan saat itu baru taruna-taruna Australia keluar, mereka langsung menuju truk masing-masing. Berarti _Australian army is a smooth machine_, _quiet but smooth but on time_. Jam 1 ya jam 1, efisien," sambung Prabowo.
Ilmu disiplin tersebut pun Prabowo terapkan saat menjadi Komandan Batalyon 328.
"Dulu kita di TNI harus diteriaki agar disiplin, harus diawasi, harus dikejar, sering dihukum. Disiplinnya yang dipaksa, _but something here_, namun hal ini tersebut bisa berubah ketika saya terapkan di Batalyon 328.”
“Waktu itu saya perintahkan ke perwira-perwira tiap kendaraan harus sudah dikasih kode, kompi A, pleton 1 pleton 2 pleton 3 dan seterusnya sampai kompi terakhir. Saya minta seluruh batalyon 500 orang itu naik kendaraan tanpa suara, bisa atau tidak? Dicoba dilatih dan bisa dan itulah terjadi protap batalyon saya,” kata Prabowo.
Alhasil, batalyon yang ia pimpin saat itu menjadi disiplin tanpa harus diteriaki.
“Alhasil, batalyon yang saya pimpin pada saat itu batalyon yang paling disiplin tapi tidak teriak-teriak, tidak dikejar-kejar, tidak dimaki-maki, nah, ini yang saya kasih contoh manfaat yang saya terima setiap saya keluar negeri," lanjut Prabowo.
Ia pun berharap apa yang dialami ini bisa diresapi oleh para mahasiswa Indonesia yang sekarang bersekolah di luar negeri.
"Dari pelajaran ini tentunya sebagai senior saya titip hendaknya saudara belajar dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggungjawab agar saudara dapat menarik manfaat dan harus bertekad kembali untuk berbakti dan mengabdi pada bangsa dan negaramu. Diharapkan akan membawa suatu minimal transformasi dalam sikap bekerja, dalam cara bekerja, dalam pandangan tentang masyarakat dan organisasi," tutup Prabowo.
(*red)