• Jelajahi

    Copyright © JELAJAH HUKUM

    Afiliasi MPTG

    Banner IDwebhost

    PENDIDIKAN

    Ketua MPR RI Bamsoet Bekali Guru dengan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI

    Selasa, 10/04/2022 04:51:00 PM WIB Last Updated 2022-10-04T09:51:46Z
    masukkan script iklan disini


    Jelajahhukum.id||Jakarta - Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Gokkar Bambang Soesatyo mengungkapkan, MPR RI bersama Ikatan Guru Indonesia (IGI) akan menyelenggarakan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI sekaligus peringatan Hari Guru Nasional pada 25 November 2022 di Kompleks MPR RI. Menghadirkan ratusan guru dari berbagai wilayah Indonesia.


    "Guru dan Sosialisasi Empat PIlar MPR RI memiliki keterkaitan yang erat. Karena berkat perjuangan berbagai guru, termasuk dukungan dari MPR RI dan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), serta berbagai pihak lainnya, pemerintah melalui Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Standar Nasional Pendidikan, akhirnya memasukan Pancasila sebagai mata pelajaran wajib, yang tidak lagi digabung dengan mata pelajaran Kewarganegaraan seperti yang selama ini berjalan. Jika dahulu Pancasila bagian dari pelajaran Kewarganegaraan, kini dibalik kewarganegaraan yang menjadi bagian dari Pancasila," ujar Bamsoet usai menerima Ikatan Guru Indonesia (IGI), di Jakarta, Selasa (4/10/2022).


    Pengurus IGI yang hadir antara lain, Ketua Umum Danang Hidayatullah, Wakil Ketua Umum Muliadin Harahap, Kepala Kesekretariatan Syaripudin, Bidang Keanggotaan Khairina Lubis dan Dewan Pembina IGI DKI Jakarta Iwan Ridwan.


    Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, dengan membekali para guru dengan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang terdiri dari Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika, diharapkan bisa memperkuat benteng deradikalisasi dalam dunia pendidikan. Dengan demikian bisa menghindari generasi muda bangsa dari paham radikal yang memporak-porandakan persatuan dan kesatuan bangsa.


    "Peran guru dalam kemajuan sebuah bangsa sangat penting. Pada tahun 1945 disaat Jepang hancur karena dihantam bom atom, Kaisar Hirohito tidak sekadar menanyakan berapa banyak jumlah prajurit atau logistik perang yang tersisa. Pertanyaan pertama beliau justru berapa banyak jumlah guru yang tersisa. Bahkan pada saat itu, Kaisar Hirohito langsung bergerak cepat mengumpulkan para guru yang tersisa sekitar 45 orang, yang beliau jaga dengan baik sebagai tumpuan kebangkitan rakyat Jepang. Tidak heran jika kini Jepang menjadi negara yang modern di segala bidang," jelas Bamsoet.


    Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, dalam menyambut Indonesia Emas 2045, Indonesia harus belajar banyak dari Jepang. Khususnya dalam memberikan perhatian kepada guru. Karena untuk menghasilkan peserta didik dan generasi muda bangsa yang gemilang, diperlukan pendidikan berkualitas yang dihasilkan dari kompetensi guru yang cemerlang. 


    "Karena itu, dalam membenahi sistem pendidikan nasional, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan harus memulai dengan meningkatkan kompetensi guru. Salah satunya dengan memastikan kesejahteraan mereka. Sekaligus memastikan pendidikan dan pelatihan terhadap guru berjalan secara berkesinambungan sesuai perkembangan zaman," pungkas Bamsoet.


    (*red)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini